Pada sistem rem hidrolik, prinsip kerja pengeremannya menerapkan aturan pascal.
Hukum pascal berbunyi “Jika zat cair yang berada di ruang yang tertutup diberikan tekanan maka terkanan tersebut akan diteruskan oleh zat cait ke segala arah dengan tekanan yang sama besar”
Zat cair yang dipakai pada sistem rem yakni minyak rem. Minyak rem yang dipakai harus memenuhi beberapa syarat yaitu minyak rem dihentikan menjadikan korosi pada bab komponen sistem rem yang dilewatinya, harus mempunyai kekentalan yang sesuai dan harus mempunyai titik didih yang tinggi yang artinya minyak rem dihentikan menguap ketika digunakan.
Untuk lebih jelasnya perihal aturan pascal maka perhatikan gambar di bawah ini :
P1 = P2
P = F / A sehingga sanggup ditulis juga dengan rumus :
Dengan menerapkan aturan pascal pada prinsip kerja sistem rem hidrolik, maka ketika pengendara melaksanakan pengereman, gaya dari pengendara yang dipakai untuk mengerem sanggup diperkecil.
Syarat yang harus terpenuhi yakni pada sistem rem hidrolik harus bebas dari udara, yang berarti pada sistem rem hidrolik harus tertutup.
Terjadinya kebocoran pada sistem rem hidrolik sanggup menjadikan udara masuk ke dalam sistem rem hidrolik sehingga ketika pengereman akan terganggu, alasannya yakni gaya yang dikeluarkan pengendara akan diteruskan untuk memampatkan udara terlebih dahulu sebelum diteruskan untuk menekan minyak rem sehingga terjadilah yang namanya istilah ngocok rem (menginjak pedal rem berulang kali untuk mendapat gaya pengereman).
Jika terdapat udara pada sistem rem, maka udara tersebut harus di buang dari sistem. Jika ada kebocoran maka harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum melaksanakan langkah pembuangan udara pada sistem rem.
Langkah pembuangan udara pada sistem rem hidrolik ini dinamakan langkah bleeding. Langkah bleeding dilakukan bila sehabis melaksanakan pembongkaran master slinder, silinder roda atau kaliper dan jikalau melaksanakan pergantian minyak rem.
Pada sistem rem hidrolik kendaraan kendaraan beroda empat terdiri dari beberapa komponen, yaitu dari pedal rem lalu gaya diteruskan ke master silinder dan selanjutkan diteruskan ke silinder roda (pada rem tromol) atau kaliper (pada rem cakram). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Untuk menghitung gaya yang diteruskan ke master silinder sanggup diketahui dengan memakai rumus berikut ini :
Jika gaya pada master silinder sudah diketahui maka kita sanggup mengitung gaya yang di silinder roda atau kaliper roda.
Contoh soal :
Bila diketahui gaya yang diberikan pengemudi ketika mengerem yaitu 180 kg (F1 = 180 kg) dan jarak pedal dari fulchrum yakni 30 cm (A = 30 cm) dan jarak push rod dari fulchrum yakni 6 cm (B = 6 cm), diameter pada master silinder adalah 20 cm (A2 = 20 cm), gaya pada silinder roda F3 = 360 kg, diamter silinder roda A4 = 30 cm dan diamter silinder roda A5 = 10 cm. Maka hitunglah :
F2 = ? ; A3 = ? ; F4 = ? ; dan F5 = ?
Jawaban :
Pertama kita hitung gaya yang di master silinder roda yaitu :
F2 = F1 x (A/B)
F2 = 180 x (30/6)
F2 = 180 x 5 = 900 kg
Kemudian kita cari diameter pada A3 dengan cara :
F2/A2 =F3/A3
A3 = (F3/F2) x A2
A3 = (360/900) x 20
A3 = 0,4 x 20 = 8 cm
Kemudian kita cari gaya pada F4 dengan cara :
F2/A2 = F4/A4
F4 = (F2/A2) x A4
F4 = (900/20) x 30
F4 = 45 x 30 = 1350 kg
Kemudian kita cari gaya pada F5 dengan cara :
F2/A2 = F5/A5
F5 = (F2/A2) x A5
F5 = (900/20) x 10
F5 = 45 x 10 = 450 kg
0 komentar:
Post a Comment