Prinsip kerja elektromagnet banyak dipakai atau diaplikasikan pada sistem kelistrikan kendaraan. Baik pada sistem kelistrikan di kendaraan sepeda motor maupun kendaraan kendaraan beroda empat tidak lepas dari penggunaan prinsip kerja elektromagnet.
Pada kesempatan kali ini akan dibahas ihwal induksi elektromagnet dengan induksi sendiri dan induksi mutual.
Induksi elektromagnet terjadi ketika sebuah penghantar digerakkan untuk memotong garis medan magnet. Ketika penghantar tersebut bergerak memotong garis medan magnet maka akan timbul arus listrik pada penghantar. Peristiwa tersebut dinamakan dengan induksi elektromagnet.
Baca juga : Cara menghilangkan sifat kemagnetan pada benda
Baca juga : Cara menghilangkan sifat kemagnetan pada benda
Untuk lebih jelasnya ihwal induksi elektromagnet, maka perhatikan gambar di bawah ini :
Sebuah penghantar dengan ujung A dan B digerakkan untuk garis-garis gaya magnet. Bila penghantar tersebut digerakkan kearah kiri maka pada menghantar akan timbul arus listrik dengan arah dari ujung B menuju ujung A.
Sebaliknya, jikalau penghantar tersebut digerakkan ke arah kanan maka arah arus yang timbul akan terjadi dari ujung A ke ujung B.
Bila pengantar tersebut digerakkan kearah kanan dan kiri secara berulang-ulang maka arus listrrik yang timbul pada penghantar tersebut yakni arus bolak balik (arus AC).
Induksi sendiri (self induction)
Induksi sendiri atau self induction yakni timbulnya tegangan listrik pada sebuah kumparan ketika terjadi perubahan arah arus atau berhentinya pedoman listrik. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa arus listrik trsebut sanggup timbul ketika terjadi perpotongan garis gaya magnet yang disebabkan oleh gerakkan penghantar.
Prinsip induksi sendiri ini banyak diaplikasikan pada sistem kelistrikan di kendaraan, misalnya pada sistem pengisian.
Induksi bersama (mutual induction)
Induksi bersama atau induksi mutual (mutual induction) intinya hampir seolah-olah dengan induksi sendiri. Pada induksi mutual terdapat dua buah kumparan (kumparan primer dan kumparan sekunder), dimana kedua kumparan tesebut tidak saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Jika pada kumparan primer dialiri arus listrik maka akan timbul garis gaya magnet pada kumparan primer, ketika listrik yang mengalir pada kumparan primer diputus atau berubah arah maka akan terjadi perubahan medan magnet dan pada dikala ini kemagnetan yang terjadi akan hilang. Perubahan medan magnet ini akan mengakibatkan terjadinya induksi pada kedua kumparan (kumparan primer dan kumparan sekunder) sehingga pada kumparan primer dan kumparan sekunder akan timbul arus listrik secara bersama (induksi bersama atau induksi mutual).
Arus yang dipakai untuk menghasilkan induksi mutual ini sanggup berupa arus AC maupun arus DC. Arus AC akan mengalirkan arus bolak-balik pada kumparan primer, sehingga pada kumparan primer akan terjadi perubahan arah gaya magnet secara terus menerus dan kesudahannya akan menjadikan tegangan induksi pada kumparan sekunder.
Sedangkan pada arus DC, untuk mengubah garis gaya magnet ini membutuhkan komponen suplemen yang dipakai untuk memutus dan menghubungkan arus ke kumparan primer semoga terjadi perubahan medan magnet untuk menghasilkan tegangan induksi pada kumparan sekunder.
Prinsip penggunaan induksi mutual dengan arus AC pada sistem kelistrikan misalnya pada komponen tranformator atau trafo. Sedangkan prinsip penggunaan induksi mutual dengan arus DC banyak diaplikasikan pada komponen kelistrikan pada kendaraan, misalnya pada komponen sistem pengapian yaitu pada koil pengapian.
Besar kecilnya tegangan induksi pada kumparan sekunder ini tergantung dari banyak sedikitnya kumparan sekunder dibandingkan dengan kumparan primer dan tergantung dari besar kecilnya tengangan induksi pada kumparan primer. Besar kecilnya tegangan induksi pada kumparan sekunder sanggup dihitung dengan rumus di bawah ini :
Keterangan :
- Ep yakni tegangan induksi pada kumparan primer
- Es yakni tegangan induksi pada kumparan sekunder
- Np yakni banyaknya lilitan pada kumparan primer
- Ns yakni banyaknya lilitan pada kumparan sekunder
0 komentar:
Post a Comment