Kendaraan dengan sistem injeksi (EFI) di dalamnya terdapat banyak sekali jenis sensor untuk mendeteksi kinerja mesin, beban kerja mesin, temperatur mesin, udara masuk dan sebagainya.
Hasil pengukuran atau pendeteksian oleh sensor ini selanjutnya dikirimkan ke ECU untuk diolah atau dikalkulasikan untuk mengatur kerja dari aktuator-aktuator, contohnya untuk mengatur durasi penyemprotan injektor.
Salah satu sensor yang terdapat pada kendaraan EFI yaitu sensor MAP (Manifold Absolute Pressure).
Sensor MAP ini berbeda dengan sensor MAF (Mass Air Flow). Pada kendaraan injeksi tipe D-EFI digunakan sensor MAP sedangkan untuk kendaraan injeksi tipe L-EFI digunakan sensor MAF.
Fungsi kedua sensor ini hampir sama yaitu untuk mendeteksi banyaknya udara yang masuk. Volume udara masuk ini diukur supaya adonan antara udara dan materi bakar sanggup ideal.
Salah satu metode untuk mengukur volume udara yang masuk pada mesin injeksi yaitu dengan memakai sensor MAP.
Sensor MAP ini berfungsi untuk mendeteksi atau mengukur volume udara yang masuk menurut kevakuman yang terjadi di dalam intake manifold.
Cara kerja MAP sensor
Sensor MAP terdiri dari tiga terminal kabel dan satu selang vakum. Selang vakum sensor MAP ini terhubung dengan intake manifold chamber, sedangkan tiga terminal kabel ini yaitu terdiri dari :
- Terminal VC, yaitu terminal yang mendapat tegangan atau signal inputan dari ECU yaitu sebesar 5 volt saat kunci kontak di On kan.
- Terminal PIM, yaitu terminal yang dipakai sebagai terminal keluaran atau signal output dari sensor MAP. Tegangan ini nilainya akan bervariasi tergantung dari kevakuman manifold dan tegangan keluaran ini nantinya akan dikirimkan kembali ECU sebagai inputan data oleh ECU.
- Terminal E2, yaitu terminal yang dipakai sebagai massa atau ground dari sensor MAP.
Cara kerja dari sensor MAP ini yaitu mengukur tekanan di dalam intake manifold chamber melalui selang vakum yang terhubung di antara sensor MAP dengan intake manifold chamber.
Kevakuman pada intake manifold terjadi saat mesin dalam keadaan hidup dan akan berubah-ubah nilai kevakumannya saat pedal gas diinjak (tergantung bukaan throttle valve).
Di dalam sensor MAP terdapat komponen silicon chip yang berfungsi merubah tahanan sesuai dengan tekanan intake manifold.
Satu sisi dari silicon chip terhubung dengan tekanan intake manifold dan satu sisi lainnya terhubung dengan ruang vakum (vacuum chamber). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Pada ruang vacuum chamber tekanannya akan tetap konstan sedangkan pada ruang intake manifold pressure tekanannya akan berubah-ubah.
Perubahan tekanan pada intake manifold akan menjadikan perubahan bentuk dari silicon chip. Nilai tahanan pada silicon chip juga akan berubah sesuai dengan tingkat perubahannya.
Tegangan signal dari ECU akan masuk kedalam terminal VC yaitu sebesar 5 volt. Tegangan ini akan mengalir melewati silicon chip. Apabila tahanan pada silicon chip besar maka tegangan yang melewatinya akan semakin kecil.
Tegangan yang telah melewati silicon chip ini selanjutnya akan dikirimkan ke terminal PIM dan selanjutkan di kirimkan ke ECU.
Ketika terjadi persoalan pada sensor MAP maka lampu check engine atau MIL (Malfunction Indicator Lamp) akan menyala.
Letak dari lampu check engine atau MIL terletak pada pecahan combination meter atau pada dashboard kendaraan.
Pada kondisi normal, lampu check engine akan mati saat mesin hidup dan akan menyala saat kunci kontak On dan mesin mati, namun apabila lampu check engine ini menyala secara terus-menerus hal ini pertanda ada persoalan pada sensor.
Untuk sanggup mengetahui apakah kerusakan yang terjadi lantaran benar-benar disebabkan lantaran sensor MAP dan bukan sensor-sensor lainnya maka diperlukan alat khusus yaitu scan tool atau scanner EFI.
0 komentar:
Post a Comment